Selamat Datang di KEDAI SEKOLAH DASAR , blog belajar untuk berbagi, jika berkenan tinggalkan pesan

nenek-nenek narcis

Kamis, 10 Juni 2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam lingkup mikro pendidikan diwujudkan melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Proses ini berlangsung melalui proses belajar mengajar inilah peserta didik akan mengalami proses perkembangan kearah yang lebih baik dan bermakna. Agar hal tersebut dapat terwujud maka diperlukan suasana proses belajar mengajar yang kondusif bagi peserta didik dalam melampaui tahapan- tahapan belajar secara bermakna dan efektif sehingga menjadi pribadi yang percaya diri,inovatif dan kreatif, (Surya, 1992 : 179).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,konsep - konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi yang merupakan suatu proses penemuan, sehingga dapat membantu pesarta didik memperoleh pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensinya agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Berdasarkan observasi di lapangan adanya temuan bahwa kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran saat ini cenderung masih dominan, aktifitas guru masih saangat besar dibandingkan dengan aktifitas siswa yang masih rendah kadarnya. Ketika proses belajar mengajar hendaknya terjalin hubungan yang sifatnya mendidik dan mengembangkan. Guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi sebagai figur yang dapat merangsang perkembangan siswa, sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum 2006 (KTSP) mata IPA di SD /MI pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (Scientific Inquiri) untuk meumbuhkan kemampuan berpikir,bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman langsung penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah dalam hal ini seorang guru harus memiliki kompetensi yang cukup sebagai pengelola pembelajaran. Seorang guru yang memiliki kompetensi diharapkan akan lebih baik dan mampu menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang efektif,sehingga hasil belajar siswa akan optimal.
Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana upaya guru menciptakan pembelajaran yang optimal dengan komunikasi multi arah, meningkatkan aktifitas,meningkatkan penguasaan konsep,meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan prestasi belajar siswa ?
Sehubungan dengan hal di atas metode mengajar yang digunakan oleh guru hendaknya sedemikian rupa bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dengan metode yang variatif inilah siswa akan bergairah dalam belajar secara inovatif dan kreatif. Metode mengajar yang digunakan guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses belajar.
Pembelajaran IPA pada pelaksanaanya haruslah diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang kondusif dalam arti pembelajaran itu harus bersifat aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan maka dari itu peranan dan fungsi guru dalam pembelajaran harus dapat memberikan warna dan bentuk terhadap proses pembelajaran dan dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal,sebagaimana dikemukakan oleh User Usman (2000: 3) bahwa belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman yang lebih abstrak.
Galton dan harlen (yasbiati. 2005 : 27) mengemukakan bahwa secara global dimensi yang hendak dicapai oleh serangkaian tujuan kurikuler pendidikan sains (IPA) dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak agar memahami konsep sains, memiliki ketrampilan ilmiah dan religius. Keilmiahan dan tujuan pendidikan IPA sebagaimana dipaparkan di atas sudah tentu tidak serta merta dapat dicapai oleh materi pelajaran IPA, melainkan dengan melibatkan siswa ke dalam kegiatan di dalamnya dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran , siswa dilatih melakukan kegiatan yang dilakukan dalam memperoleh ilmu pengetahuan untuk menemukan konsep - konsep serta menerapkanya dalam kehidupan sehari- hari.
Siswa akan lebih muda memahami suatu konsep jika belajar menemukan sendiri dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran tersebut sehingga terjadi suasana belajar yang menyenangkan sebagaimana dikemukakan oleh Uzer Usman (2000 : 31) bahwa pengajaran yang menggunakan verbalisme tertentu akan cepat membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

baba