Selamat Datang di KEDAI SEKOLAH DASAR , blog belajar untuk berbagi, jika berkenan tinggalkan pesan

nenek-nenek narcis

Rabu, 20 April 2011

KORBAN IKLAN SEKOLAH GRATIS

Tahun pelajaran baru merupakan agenda nasional yang sudah membudaya. Seluruh masyarakat disibukkan dengan urusan yang satu ini. Dari yang baru akan mendaftarkan putra-putrinya di Play Group, PAUD, maupun TK dan mereka yang harus mencari sekolah untuk SD, SMP, SMA/SMK.
Dengan dibantu oleh globalisasi informasi sekarang sebagaian orang tua tidak hanya sekedar MENYEKOLAHKAN anaknya tapi sekarang beralih ke paradigma baru yakni MEMILIH SEKOLAH untuk anak-anaknya. Fenomena ini utamanya di kota-kota besar serta di daerah bahkan pedesaan yang memang sudah memiliki institusi pendidikan dari Play Group, PAUD, TK, SD, SMP sampai ke SMA/SMK.

KORBAN IKLAN DI TV

Dengan sering digembar gemborkannya Program SEKOLAH GRATIS via berbagai media , utamanya Televisi, maka sesungguhnya dalam hati masyarakat "membrontak" sebab kenyataan di lapangan menunjukkan belum adanya SEKOLAH GRATIS terutama jenjang pendidikan di tingkat menengah.
" Yang terjadi sekarang seperti umumnya iklan di TV, bohong belaka." kata sebagian warga desa yang hanya percaya pada TV.
Ada benarnya juga , bahwa khusus di sekolah menengah memang sudah tidak ada lagi istilah WAJIB MEMBAYAR BIAYA SEKOLAH namun kalimat-kalimat yang berkaitan dengan pembayaran sudah dikemas dengan berbagai macam cara.
Sebagai ilustrasi ada beberapa catatan yang dapat kita simak sbb :
1. Pendaftaran memang gratis tapi untuk stop map harus warna ini atau itu, atau ada yang mengharuskan membeli di Koperasi SISWAnya. Atau hanya sekedar biaya administrasi sedikit saja Rp 10.000 dll dll.
2. Karena di SMP/SMA ini hanya mendapat kuota 4 kelas maka sekolah ini hanya menerima sekitar 160 sampai dengan 200 siswa. Padahal hari pertama pendaftaran saja sudah lebih dari 300 orang, belum hari kedua , ketiga dst. Parahnya Panitia masih menerima pendaftaran sampai hari terakhir. Kemudian dibuatlah Jurnal yang mencatat no pendaftar dengan nilai yg dimiliki. Namun parahnya pada kolom nilai hanya tercantum atau ditulis nilai antara, contoh
- Pendaftar dg Jml NEM 91 - 100 = 50 orang
- Pendaftar dg Jml NEM 81 - 90 = 60 orang
- Pendaftar dg Jml NEM 71 - 80 = 270orang
dan seterusnya
Jika kuota di sekolah tersebut hanya 200 maka yang memiliki NEM 70 - 80 BINGUNG, anak saya di terima tidak ya?
Nah. disinilah MENIMBULKAN BERBAGAI SPEKULASI dg kata lain TINGKAT KERAWANANNNA sangat Tingi. Sebab pada pengumumanpun hanya dicantumkan spt Journal.
Silahkan diterjemahkan sendiri.
3. Setelah anak DITERIMA memang tidak ada Biaya PEMBANGUNAN dsb, yang ada antara lain
- wajib membeli pakaian dengan harga yang pasti lebih mahal dari harga umum, termasuk di dalamnya atribut dan pernak-pernik lainnya.
- wajib mengikuti kegiatan ini itu dengan biaya sekian.
- wajib membeli majalah, buku ini itu
- dan berbagai macam wajib yang mau tidak mau harus dipenuhi, jika tidak jangan harap anak anda dapat diterima dengan baik disekolah ini.

Dari gambaran tersebut diatas , pihak orang tua yag berkecukupan, tentu tidak menjadi persoalan apalagi jika sekolah tersebut merupakan sekolah "UNGGULAN" di daerahnya. naum bagi sebagaian masyarakat yang kurang "beruntung" dlam bidang ekonomi, hanya akan bisa berucap " Katanya sekolah gratis ?" Dan jika bertanya pada "tekong" hanya akan dijawab " Noh.. Sekolah di Tipi ma Pak Mentri, ntar gratis dan mssuk Tipi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

baba