Selamat Datang di KEDAI SEKOLAH DASAR , blog belajar untuk berbagi, jika berkenan tinggalkan pesan

nenek-nenek narcis

Kamis, 01 Maret 2012

DOEA TANDA MATA, DOEA TANDA BATJA, DOEA TANDA TANJA

( Warisan Sejarah Silam Yang Hilang )

Semangatmu tak lagi MERAH berkobar membakar kezaliman antar manusia, ketulusanmu tak lagi bersih PUTIH suci memperjuangkan keadilan anak- anak bangsa.
Bendera tinggal simbol dan berhala di lapangan upacara.
Ruh MERAH PUTIH telah luntur terendam, tercuci dan terbilas teknologi dan pembangunan.

GARUDA, simbol sakral spirit perjuangan, tinggal sisa- sisa 'Sedjarah Tempo Doeloe'. Prasasti di balairung istana raja dan ruang rapat hulu balang danpara punggawa.
Sayap- sayapnya luruh, 'mbrodholi', 17 helai bulunya rontok tak bisa terbang menjelajah bumi nusantara, 8 helai bulu ekor dan 45 bulu di lehernya juga rontok. Sang Perkasa lunglai dikarantina, gagal mengemban amanat proklamasi.

Mengapa bisa terjadi prahara ini ? Dan bagaimana akan akan bisa membentangkan sayap mengayomi anak- anak negeri ?

Perisai di dadanya mulai berkarat, lubang sana- sini, kalungnya juga nyaris putus. Gambar bintang, rantai, beringin, banteng, padi dan kapas pudar warnanya, samar- samar.
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan tinggal slogan- slogan.

Perisai bangsa ! Perisai itu tak terawat dan terabaikan. Bagaimana akan kokoh menghadang benturan dan serangan musuh, setan- setan ideologi dan peradaban zaman?
Garuda itu, garuda itu, ke mana ruhnya terbang...?

" TITIK dan KOMA, doea tanda batja sisa- sisa. "

Roda sejarah tak pernah berhenti berputar, selalu KOMA, beristirahatlah barang sebentar, tapi jika tertidur, maka lenyaplah kewaspadaan.
Koma menjadi penantian diruang ICU, pertaruhan nyawa, lolos dan melanjutkan perjalanan, atau gagal dan berhenti menjadi TITIK, selesai.

Titik kritis, titik nadir, titik kulminasi, titik akhir.
Atau titik balik, titik terang, titik titik memanjang di depan tak berujung, menyempurnakan putaran roda warisan sejarah,
menghantarkan pesan leluhur, kesejahteraan kerakyatan berkeadilan..."

" MENGAPA dan BAGAIMANA, Doea Tanda Tanja klasik, "
pertanyaan abadi 'wong cilik',
kaum pinggiran yang hidupnya tercekik.
Tangan- tangan jahat sesama saudara, tetap mewariskan khazanah pertanyaan,
" Mengapa harus terjadi di sini, di tanah ini, di bumi pertiwi,
Mengapa tak jua diakhiri,
Mengapa tiada yang peduli nasib kami ? "
" Bagaimana kami harus berbuat,
seluruh pintu tertutup rapat,
inikah tanda dan isyarat,
bahwa kiamat sudah dekat ? "

Merah putih dan Garuda, titik dan koma, mengapa dan bagaimana, biarlah menjadi ' peladjaran sedjarah ', renungan bersama bocah- bocah sekolah,
jiwa- jiwa polos itu, harapan bangsa, generasi penerus meraih hari esok LEBIH BAIK dan LEBIH CERAH...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

baba